Rabu, 10 November 2010

308 Butir Peluru, Saksi Bisu Kekejaman Israel di Mavi Marmara

Komando Israel menembakkan 308 peluru hidup di atas kapal bantuan tujuan Gaza pada bulan Mei, ujar kepala militer Israel pada hari Minggu (24/10) saat dia bersaksi lagi di hadapan panel Tirkel yang menyelidiki insiden tersebut.
Gabi Askenazi mengatakan bahwa angkatan laut membunuh sembilan warga Turki di atas Mavi Marmara adalah tidak terhindarkan.
Meskipun AL dilengkapi dengan alat pembubar kerusuhan tapi cepat berubah menjadi tembakan sebenarnya "karena jika mereka tidak melakukannya, akan timbul lebih banyak korban," ujar Ashkenazi pada panel yang beranggotakan enam orang itu. Dia menambahkan bahwa peluru karet, yang umum digunakan oleh pasukan di Tepi Barat dalam unjuk rasa warga Palestina,  tidak digunakan karena batas-batas kapal.
Ankara, yang menginginkan kompensasi dan permintaan maaf dari Israel, telah menolak panel Turki karena dianggap lingkupnya terlalu sempit.
Komisi penyelidikan telah meminta kesaksian dari penumpang Mavi Marmara – yang bersaksi bahwa pembantaian oleh pasukan Israel dilakukan tanpa provokasi – dan mensinyalir akan menyelidiki angkatan laut Israel lebih dalam lagi.
Ashkenazi mengatakan 308 peluru hidup ditembakkan oleh tentara mereka. Seorang bawahan jenderal mengatakan bahwa 70 dari peluru itu dimaksudkan untuk melukai, sementara sisanya adalah "tembakan peringatan".
Jumlah tersebut tampak konsisten dengan temuan forensik Turki bahwa sembilan korban tewas ditembak sebanyak 30 kali, dan ada luka tembakan dari 24 penumpang yang terluka.
"Mereka yang mempertanyakan taktik kami harus mengusulkan sebuah solusi alternatif," ujar Ashenazi.
Ashkenazi berdalih para penumpang merebut tiga pistol Glock dan satu pistol mesin Uzidari pasukan Israel tapi mereka yang ada di atas kapal bersaksi bahwa semua senjata yang mereka rebut langsung dibuang tidak digunakan.
"Kami memiliki kesaksian dari seorang aktivis yang berlari ke arah mereka (marinir) dan menembak dengan sebuah mini-Uzi, dan kemudian mereka menembaknya," ujar Ashkenazi.
"Mereka menembak penumpang yang jelas terlibat dalam serangan terhadap mereka, dan bukan yang tidak terlibat."
Dewan HAM PBB – yang diboikot Israel – menuduh dalam sebuah laporan bulan lalu bahwa beberapa penumpang mungkin telah dieksekusi. Menurut laporan, salah satu korban mengalami cedera otak parah dari rentetan ‘kantong kacang’ – sebuah bantalan yang ditembakkan dari sebuah senapan dan yang dalam jarak aman dirancang untuk menjatuhkan seorang target.
Ashkenazi mengatakan pasukan telah menembakkan 350 rentetan kantong kacang dan paintball yang tak mematikan, semuanya sesuai dengan ‘metode yang dianjurkan.’
Mendukung pernyataan komando, Ashkenazi mengatakan mereka adalah veteran tempur yang tahu kapan mereka sedang ditembaki. Tapi dia juga sepertinya memberikan kelonggaran untuk huru-hara.


"Saya tidak mempermasalahkan prajurit yang mungkin bingung membedakan sebuah ketapel, dan tembakannya yang seperti peluru, dengan sebuah pistol dalam kondisi malam hari," dalihnya untuk menyelamatkan kekejaman pasukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar